Aku seorang pendidik,umurku sudah mencapai 41 tahun namaku Cecep Hadiat kini mengelola disekolah SMP Terbuka TKB Mandiri Syifa Rumpin. aku dan keluargaku merasa bahagia walau keadaan pas-pasan.
Dulu aku mengabdi disebuah Sekolah Dasar Negeri 01 Gobang. Waktu itu mempunyai murid yang pintar-pintar karena setiap diadakan lomba selalu mendapat juara, seperti matematika, IPA dan lain-lainnya. Walau demikian pengabdianku sangat tulus meskipun honor sangat kecil waktu itu. Aku mengabdi pada tahun 1999, honorku hanya Rp 35.000 perbulan. Kadang dapat honor kadang tidak tergantung siswa yang membayar SPPnya lancar.
Tahun 2000 aku mulai menambah jam mengajar dengan mengabdi disebuah lembaga pendidikan masyarakat yaitu Pusat kegiatan Belajar masyarakat (PKBM) bergerak dibidang pendidikan Luar Sekolah ( PLS ) sebagai Tutor Paket A yang berada dikampung Kukuksumpung Desa Gobang Kecamatan Rumpin Bogor. Perjalanan ke kampung itu dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak serta Jalan menanjak melewati hutan dengan jarak 6 Km waktu yang ditempuh selama 2 jam. Disinilah aku dan dua orang temanku berjuang demi anak-anak bangsa. Menjadi Tutor Paket A lebih keras lagi, karena betul-betul mendidik anak yang belum pernah mengenal sekolah. Aku harus lebih sabar dalam menangani anak-anak yang baru mengenal sekolah karena masyarakat disana terutama orang tua siswa tidak mengalami sekolah sehingga dikatakan Buta Aksara. Saat itu baru mengenal pendidikan ketika Paket A berjalan. Keadaan masyarakat hanya bertani yang hasilnya hanya menunggu 1 tahun sekali.
Sebagai Tutor Paket A aku dan dua orang temanku tidak digaji hanya karena mengharap ridha Alloh semata. Setiap hari kami bertiga melaksanakan pembelajaran Paket A setelah Habis Duhur, karena pagi ke SD dan siang menjadi Tutor Paket A. begitu dan begitu terus, apalagi kalau ada hujan kami tidak bisa berteduh karena perjalanan melintasi hutan yang sangat lebat juga faktor geografis yang luar biasa. Mungkin kalau dikatakan ya pasrah walau harus bertemu hewan buas.
Empat tahun sudah berlalu mendidik anak menjadi Tutor Paket A, anak – anak sudah ada yang lulus kelas 6 Paket A setara SD, saya senang dengan keberhasilan ujian nasional mereka, meskipun nilainya pas-pasan.
Tempat belajar sering berpindah pindah dikarenakan belajar disebuah gubuk tua yang terbuat dari kayu dan bamboo yaitu majlis ta’lim. Kami semua selalu berpindah mungkin karena keadaan bangunan tersebut takut rubuh.
Tahun 2004 anak-anak mendapat juara Paket A tingkat Provinsi waktu itu bapak Gubernur yang datang bersama rombongannya naik Pesawat Helikopter Fuma yang kebetulan disitu ada Lapangan bola dengan luas ± 2000 meter. Bapak Gubernur yang diwakili oleh Dinas pendidikan Jawa Barat memberikan penghargaan kepada anak-anak dan diberi hadiah berangkat ke Gedung Sate. Bapak Gubernur Jawa Barat yaitu bapak Dani Setiawan, sampai mengatakan di depan semua anak-anak bahwa “ saya akan segera bangunkan sekolah dikampung kukuksumpung dengan dana 100 Juta” Kata bapak Gubernur. Kami semua merasa senang dengan janji itu.
Kami semua menunggu bangunan yang sudah dijanjikan bapak Gubernur jawa barat kala itu, tak terasa menunggu dan menunggu akhirnya terlupakan janjinya itu untuk membangun sekolah dikampung Kukuksumpung dengan dana 100 Juta. Semua kecewa dengan janji nya itu, disitulah anak-anak goncang hatinya untuk sekolah karena kebohongan pejabat yang mengingkari, sedikit demi sedikit anak-anak mulai berkurang yang datang ketempat belajar. Guru Tutor pun satu demi satu mulai bolos dan kini tinggal aku seorang. Udah tidak ada Upah ngajar, pejabat malah membohongi semua anak-anak sehingga ketidak percayaannya membuat semua jadi kacau.
Pada tahun 2008 anak-anak yang masih aktif sudah ada yang melaksanakan lagi ujian dengan jumlah 50 orang dan semuanya lulus. Mungkin dengan terus menerus aku memberi nasihat agar melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi, akhirnya anak-anak ingin meneruskan ke tingkat SMP. Namun saya bingung karena ke SMP harus mengeluarkan dana yang begitu besar, apalagi orang tua mereka rata-rata seorang petani buah yang mendapat penghasilan panen 1 tahun sekali.
Aku berdoa agar ada jalan keluar dan anak-anak didik bisa meneruskan ketingkat yang lebih tinggi yaitu ke SMP. Mungkin Alloh SWT Memberi jalan dan bertemu dengan seorang Pengurus Yayasan Sekolah Rakyat Bogor yaitu Bapak H. Saeful Millah, S.Ag, beliau adalah seorang pengelola SMP Terbuka TKB Mandiri yang ditugaskan untuk mencari jaringan. Alhamdulillah aku bekerja sama untuk Mendirikan SMP terbuka TKB Mandiri sekaligus dibantu dalam hal administrasi nya untuk dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dan aku melaporkan ke SMP Negeri 1 Rumpin. Alhamdulillah semua data siswa dan pendaftaran SMP Terbuka TKB Mandiri diterima dengan senang hati. Waktu itu yang menjadi Kepala Sekolah SMP Negeri yaitu Bapak Ansori, S.Pd serta wakilnya Bapak Anwar Muhidin, S.Pd dan Bendahara Ibu Ihat Solihat, S.Pd semua menyambut dengan penerimaan Siswa Baru.
Pada Tanggal 17 Juli 2008 aku segera resmikan sekolah sebagai awal pendirian SMP Terbuka TKB Mandiri Syifa Rumpin yang ber alamat di Kampung Kukuksump[ung Rt 04/02 Desa Gobang Kecamatan Rumpin kabupaten Bogor dan dihadiri aparat setempat yaitu tokoh masyarakat, Tokoh Agama dan Ketua Pemuda.
Anak-anak mulai belajar dengan seadanya buku sumber pun seadanya dari hasil pinjam ke sekolah lain. Makin lama belajar terpikir dari mana untuk biaya pembelian buku tulis dan alat tulis lainnya untuk keperluan sekolah, tidak mungkin anak-anak membeli buku karena jauh dengan ongkos ojeg mencapai Rp 40.000 per orang. Akhirnya honor dari SD aku gunakan untuk membeli alat tulis berbagi dengan kebutuhan dapur. Kadang aku ragu, apakah sekolah ini akan berjalan tanpa bantuan dari manapun ? tapi Alhamdulillah aku jalani dengan sabar walau harus membagi dua kebutuhan dari honor SD Rp 500.000. aku mengagumi istri karena mendukung sepenuhnya dan yakin suatu saat ada jalan keluar untuk mendapatkan uang demi pendidikan dan memajukan masyarakat. 6 bulan sudah tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Aku mendapat kabar ada dana untuk pendidikan dari SMP Negeri 1 Rumpin. Dengan rasa riang, segera bergegas datang ke SMP Negeri untuk mengambil dana tersebut, Alhamdulillah doa istri dan semuanya terkabul. Akhirnya aku merekrut guru dua orang yang keduanya seorang pendidik propesional. Setahun berlalu, tepatnya pada tanggal 12 juli 2009 aku mendapat masalah tempat belajar dikarenakan bangunan majlis akan rubuh dan kami semua pindah tempat belajar ke kampong sebelah yaitu kampong Cijantur Desa Rabak Kecamatan Rumpin. Disitulah aku mulai mengadakan Pembelajaran yaitu disebuah majlis tak’lim milik Ust Soleh yang kebetulan menjadi ulama dan pengurus majlis ta’lim.
Setelah menjalani beberapa tahun kini siswa kelas 7 sebanyak 72 dan kelas 8 sebanyak 104 serta merekrut guru sebanyak 15 orang. Semua memegang per mata pelajaran. Aku Alhamdulillah kadang mengajar kadang tidak itupun hanya memberi pengarahan baik kepada siswa maupun kepada guru dan kini sudah membuat cabang didesa lain yaitu di kampong manglad dan kampong leuwipeso Desa Cibodas Kecamatan Rumpin.
Pada Tahun 2012 ini aku dan guru guru berniat menyisir kewilayah Rumpin tengah dan Rumpin Utara dengan target siswa baru mencapai 200 orang ditambah TKB lain yang masuk serta semua menginduk kepada SMP Terbuka TKB Mandiri Syifa. Dengan perjalanan yang begitu panjang dan liku-liku pengajaran yang begitu menyedihkan akhirnya menjadi SMP Terbuka TKB Mandiri yang paling banyak Siswa diantara SMP Terbuka lain yang ada dikecamatan Rumpin. Dengan strategi yang luar biasa dibantu aparat Desa yang selalu mengarahkan Masyarakat agar masuk ke SMP terbuka bagi yang tidak mampu ke sekolah Formal lainnya. Dengan rasa ingin memajukan sekolah, semua guru membantu dan SMP Terbuka TKB mandiri pun dapat membantu Guru-guru yang Kuliah dalam hal dana. Kini yang terbayang hanyalah mempunyai tempat untuk menampung semua siswa untuk mendirikan bangunan SMP Terbuka TKB mandiri Syifa. Selama melaksanakan pembelajaran semua siswa menumpang di Sekolah Dasar,karena tidak mempunyai tanah dan tempat sendiri. Kami berharap suatu saat aku harus mempunyai tempat dan bangunan sendiri untuk menampung semua siswa SMP Terbuka TKB mandiri Syifa Rumpin. Aku mengharapkan ada Perusahaan yang mau membantu membelikan tanah dan bangunan, baik pemerintah atau pun swasta. Karena SMP Terbuka TKB mandiri tidak akan mampu untuk membeli tanah apalagi untuk membangunnya. Aku mengharapkan ada yang merasa tergugah hatinya untuk membantu dalam pendidikan. Tujuanku hanya satu yaitu membantu anak-anak Indonesia agar sekolah khususnya masyarakat yang miskin dan kampong yang terisolir.
Inilah suatu kisah perjalanan berdirinya SMP Terbuka TKB mandiri Syifa Rumpin Sekolah Rakyat Bogor. Semoga bisa jadi inspirasi buat siapapun yang ingin melakukan hal yang sama, yaitu membantu memberikan akses bagi anak-anak Indonesia yang beradda di pedalaman agar bisa tetap sekolah. Karena pendidikan adalah HAK setiap warga negara!
kebaikan sedikit akan dilipat gandakan sesuai dengan kehendak Allah asalkan dengan ikhlas...
ReplyDeleteteguhkan niat dan sempurnakan ikhtiar...
tidak mengharapkan balasan dari hamba Allah melainkan hanya mengharapkan balasan dari sang pemilik hamba yaitu ALLAh Azza Wazala...
teruskan perjuangan,, dan terimaksih atas Ibbrah yang mengagumkan. Waallahu a'lam bissawab..
Alhamdulllah...Trmksh atas apresiasinya buat kami yang bergabung di Yayasan Sekolah Rakyat Bogor. Aktivitas kecil memang buat anak-anak kami yang berada di pedalaman Bogor. Sekedar memberikan secercah harapan akan pentingnya makna ILMU buat mereka, maka kami bangkit dari "tidur nyenyak" untuk menggerakkan mereka. Bahwa di depan sana ada kehidupan yang menunggu!
ReplyDeleteAllahu a'lamu..