Diliput Oleh: Irwan Natsir (Wartawan Pikiran Rakyat Bandung)
SERIBU TIGA RATUS Siswa siswi bernaung di bawah Yayasan Sekolah Rakyat Bogor. Mereka antusia mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh Guru-guru mereka. Tak memperlihatkan perbedaan yang mendasar dengan siswa SMP lainnya. Bahkan, sebagaimana layaknya siswa sekolah negeri, sebagian besar dari anak –anak siswa yang berada di berbagai lokasi yang ada di Kabupaten bogor itu merasa bangga dengan bersekolah di Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) di delapan belas lokasi yang ada. Mereka ada yang belajar di sebuah gedung yang terbuat dari bambu, seperti yang ada di TKBM Attin di desa Cibedug Ciawi bogor. Begitu sederhana, namun tidak mengurungkan niat mereka untuk tetap menuntut ilmu.
Gedung seerhana yang terletak di pinggir jalan raya Cibedug itu sebenarnya bukanlah sekolah “resmi”, melainkan rumah milik keluarga H.Ali Nurdin dan Ibu Hartini, sepasang pensiunan PNS. Di halaman seluas lebih kurang 1000 meter tersebut, dibangunlah sejumlah ruangan belajar , perpustakaan bahkan juga areal untuk beternak ikan lele. Ruang belajar bagi siswa ini memang dibangun atas di atas lahan milik Pak Ali dan Ibu Tini, terang Munawar M.Ali (Ketua Umum Sekolah Rakyat Bogor).
Sejak 2006, warga Cibedug dan sekitarnya yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP dengan berbagai alasan, memilih SMP Gratis Yayasan Sekolah Rakyat Bogor untuk bersekolah. SMP Terbuka TKB Mandiri Attin adalah salah satu dari 18 TKB Mandiri (SMP Gratis) yang tergabung dalam Yayasan Sekolah Rakyat Bogor.
Semua anak yang masuk SMP Gratis ini benar-benar tidak dipungut biaya apapun. Asal menunjukkan ijazah tamat sekolah dasar, anak tersebut langsung diterima. Tak ada biaya sekolah yang dikenakan kepada orang tuanya. Begitu pula soal seragam sekolah, bagi yang belum mampu tidak diwajibkan untuk memakai seragam sekolah saat belajar di kelas. Banyak di antara anak-anak itu yang mengenakan seragam SD ketika belajar di SMP Gratis ini. Tapi lama kelamaan muncul usulan dari orang tua murid bahwa mereka membeli pakaian seragam sekolah sendiri. Sehingga, para orang tua masing-masing yang menyediakan pakaian seragam buat anak-anaknya,” kata Munawar.
Melihat keceriaan anak-anak belajar di SMP Gratis di bawah naungan Sekolah Rakyat Bogor ini, tentu memberikan gambaran bagaimana perjalanan yng penuh liku yang dilakoni oleh munawa M.Ali. Lelaki kelahiran Bima NTB itu menghabiskan waktu mudanya bersama-sama pengelola SMP Gratis untuk mewujudkan sekolah gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.
Sebagaimana yang dikisahkan oleh Munawar kepada “PR”, gagasan sekolah gratis itu berangkat dari realitas masyarakat di pedesaan yang tak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang SMP. “Pada tahun 2002, saya sebenarnya berniat cari peluang usaha di Desa Tangkil Kec. Caringin dengan teman-teman yang berada di Yayasan Amanah Batasa. Semula kami ingin melakukan berbagai usaha di bidang pertanian di sana, “ ujarnya. Ketika sampai di Desa Tangkil yang terletak di pinggir Gunung Gede – Pangrango itu, niat untuk membuka usaha justru tidak begitu berjalan dengan baik. Sebab di sana Munawar melihat banyak sekali anak-anak tidak bersekolah meski usia mereka telah memadai. Bukan hanya itu, tak sedikit anak-anak perempuan berusia belasan tahun sudah dinikahkan oleh orang tuanya. Pada hal mereka lebih cocok duduk di bangku sekolah.
Melihat realitas masyarakat Tangkil seperti itu, Munawar yang lulus sarjana pendidikan ini, ingin mengetahui apa persoalan masyarakat setempat sehingga tidak melanjutkan sekolah anaknya ke jenjang SMP. Ternyata, dari hasil pencarian itu, berbagai macam penyebab bagi warga yang tidak menyekolahkan anaknya. Sebut saja lokasi SMP maupun swasta yang jauh dari kampung mereka hingga harus mengeluarkan biaya transportasi yang cukup besar karena harus naik ojeg. Selain itu klau berjalan kaki, harus ditempuh dalam waktu berjam-jam karena jaraknya mencapai beberpa kilometer. Kondisi itu tak sebanding dengan rendahnya penghasilan masyarakat di sana.
Delapan Belas SMP Gratis Sekolah Rakyat Bogor
Setelah mempertimbangkan berbagai hal, termasuk impian untuk berusaha, Munawar memulai tekad untuk membuka SMP gratis untuk masyarakat desa Tangkil. Bersama Yayasan Amanah Batasa, dipergunkanlah bangunan madrasah Ibtidaiyyah (MI) sebagai gedung untuk anak-anak yang masuk SMP. “Waktu kami sampaikan pada masyarakat akan membuka SMP Gratis, sebagian warga ada yang menentang. Mereka curiga, kemungkinan ada niat lain dibalik gagasan tersebut. Tapi setelah kami jelaskan dengan baik kepada warga betapa pentingnya pendidikan, akhirnya warga bisa menerima,” jelasnya.
Keputusan untuk membuka SMP Gratis bagi warga bukanlah keputusan mudah. Sebab berbagai konsekwensi ada di balik gagasan tersebut. Mulai dari biaya operasional sekolah, masalah pengajar, masalah fasilitas, dan sebagainya. Namun karena sudah menjadi tekad, Munawar dan teman-temannya melakukan berbagai langkah agar gagasan itu bsa terwujud. “Saya menghubungi eman-teman untuk mau menjadi guru, bahkan ada yang didatangkan khusus dari Jakarta untuk membantu mengajar dan digaji seadanya dan banyak yang menjadi relawan, serta mencari pihak-pihak yang berniat memberikan sumbangan dan lainnya,” kata Munawar.
Ternyata, dalam perjalanannya merealisasikan gagasan SMP Gratis bak gayung bersambung. Di beberapa tempat, ada juga warga masyarakat yang punya keinginan sama untuk membantu pendidikan masyarakat. Ada masyarakat yang bersedia tempat dan tenaganya dicurahkan untuk membuka sekolah seperti dilakukan H.Ali Nurdin dan Ibu Tini di Cibedug. Maka sejak tahun 2006, Munawar dan teeman-tamannya membentuk Yayasan Sekolah Rakyat Bogor sebagai wadah untuk SMP Gratis di wilayah bogor. Sampai saat ini, Yayasan tersebut mengelola 18 SMP Gratis di wilayah Kabupaten Bogor, yang tersebar di kecamatan Caringin, Cigudeg, Ciomas, Cisarua, Megamendung, Taman sari, Pemijahan, Ciawi, Rumpin, Dramaga dan Leuwiliang.
SMP Gratis tersebut tetap menggunakan nama-nama sesuai dengan pengelolanya. Misalnya saja di Cibedug Ciawi dengan nama TKB Mandiri Attin. Di Cisarua dengan nama TKB Mandiri Al Fajri dan Riadush Shalihiin, Caringin dengan nama TKBM Amanah Batasa, di Ciomas dengan nama TKBM Mutiara Bangsa 1&2, di Cigudeg dengan nama TKBM Harapan Bangsa 1,2 &3 dan TKBM Boedie Oetomoe 1&2, di Taman Sari dengan nama TKBM Setia Bangsa, di Megamendung dengan nama TKBM Amerta, di Pemijahan dengan nama TKBM Athqiya, di Rumpin dengan nama TKBM Syifa 1&2, dan di Dramaga dengan nama TKBM Cahaya. Semuanya berjumlah 18 TKB Mandiri SMPT Yayasan Sekolah Rakyat Bogor, dan insya Allah pada tahun ajaran 2012 ini kami akan membuka lagi TKBM sebanyak 15 tempat lagi, mohon doanya ungkap munawar.
Ribuan Siswa
Saat ini jumlah siswa SMP Gratis dari 18 sekolah itu sudah mencapai 1300 orang dengan 165 orang guru atau pengajar relawan. Selain biaya operasional sekolah, SMP Gratis ini pula menginduk pada SMP negeri terdekat sehingga memperoleh dana BOS (Biaya Operasional Sekolah)dari Diknas RI, juga aada beberapa sumbangan dari beberapa donatur kalau ada kegiatan yang melibatkan siswa dalam jumlah yang besar. “Kalau untuk guru atau pengajar, kami hanya memberikan honor semampunya. Rata-rata mereka terima per bulan hanya Rp. 150.000-Rp.200.000,” ujar Munawar.
Sejak SMP Gratis tersebut berjalan dari tahun 2002 sampai saat ini, sudah banyak siswa yang lulus. Tingkat kelulusan Ujian Nasional juga menggembirakan. Meski mereka berasal dari keluarga tidak mampu, ketika ujian nasional prosentase kelulusan mencapai 90 persen.
Proses belajar mengajar SMP Gratis ini, sama dengan SMP Negeri lainnya. Cuma waktu belajar dari pukul 13.00 -17.00 Wib. Kemudian para siswa diberikan keterampilan atau life skill yang disesuaikan dengan kondisi desanya, misalnya berternak ikan lele, menjahit , pembibitan pohon, dan sebagainya. Selanjutnya untuk membangun kebersamaan antara siswa dan sebagai ajang perkenalan di antara mereka, maka diadakan jambore Siswa SMP Gratis SR Bogor tingkat kabupaten Bogor. Dan Yayasan Sekolah Rakyat sudah menggelar dua kali jambore buat siswa.
Tekad untuk terus membuka dan mengelola SMP Gratis tak pernah surut . Untung berbagai pihak masih peduli dan bersama-sama meng-inisiasi pembukaan SMP Gratis ini di berbagai lokasi di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, Munawar beserta teman-temannya bertekad untuk mendirikan SMP Gratis di seluruh Kabupaten Bogor, mengingat masih banyak sekali warga yang tidak mampu melanjutkan sekolah anaknya ke jnjang yang lebih tinggi khususnya setingkat SMP. Saat ini Sekolah Rakyat Bogor sedang menggalakkan kegiatan Kewirausahaan buat guru dan akan bekerjasama dengan Prasetya Mulia Bisnis School yang akan memberikan kuliah pendek selama 12 kali pertemuan kepada tenaga pengajar kami. Program ini tidak hanya sekedar memberikan teori semata, tetapi akan mengajarkan bagaimana seorang guru mampu membuat “Bisnis Plan” sesuai dengan kemampuan dan kecenderungan bisnisnya. Dan harapannya para guru akan mentransfer ilmu dan pengalamannya kepada siswanya di TKBM masing-masing.