Anak adalah amanah (titipan)
Allah buat orang tuanya. Karena dia merupakan titipan, maka sudah
sewajarnya bagi orang tua yang dititipi amanah harus menjaga, memelihara
dan mengayominya agar mereka tumbuh dan besar sesuai harapan yang telah
memberi amanah, yaitu Allah Ta'ala.
Di samping itu anak membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya, sebagaimana Tuhan telah menyayangi dan mencintai para HambaNya. Bahkan ada yang bilang: "Anak adalah harta yang mahal buat orang tuanya". Artinya anak merupakan future (masa depan) buat orang tua dan keluarganya.
Sehubungan dengan persoalan di atas, Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah pernah berkata: " Didiklah anak anakmu dengan ilmu yang sesuai dengan zamannya.Karrena mereka hidup bukan pada zaman kalian". Pernyataan Imam Ali di atas, mempunyai makna yang jauh ke depan (visioner), di mana orang tua dituntut untuk mendidik dan membimbing putra putrinya dengan ilmu pengetahuan dan berusaha keras untuk memperkenalkan Tuhan kepada anak-anaknya. Dengan demikian anak-anak kita akan tumbuh ddan berkembang menjadi anak yang paham akan makna dan tujuan hidupnya dan yang lebih penting adalah mereka mengenal Sang Penciptanya - yaitu Allah SWT. Alhasil, orang tua yang mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang akan berhak mendapatkan predikat sebagai orang tua yang baik. Dan akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Tuhannya di akhir hayatnya. Sebagaimana bunyi doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. yang berbunyi:" Ya Tuhanku...Ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan sayangilan mereka berdua sebagaimana mereka telah menyanyangiku di waktuku kecil".
Dari teks doa tersebut sangat terlihat bahwa orang tua yang akan mendapatkan kasih sayang dan ulurang tangan anak-anaknya di masa tuanya adalah mereka yang telah menginvestasikan kasih sayangnya untuk anak-anaknya di waktu mereka masih kecil. Itulah poin penting yang bisa kita petik dari substansi doa yang selalu kita pintakan buat kedua orang tua kita selama ini.
Doa yang yang sudah turun temurun ini, mengajarkan kepada kita bahwa betapa pentingnya memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang dalam kehidupan mereka, agar mereka tumbuh menjadi anak-anak yang tahu berbalas budi alias berakhlak mulian kepada orang tuanya atau lingkungan sekitarnya.
Sebliknya orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka dengan kekerasan atau dengan perilaku yang tidak baik atau kasar, maka anak-anak mereka pun akan tumbuh dan besar menjadi anak-anak yang memiliki perangai yang tidak baik pula. Di sini akan berlaku hukum causalitas - hukum sebab akibat. Meminjam ungkapan Kahlil Gibran: "Anak adalah ibarat anak panah yang dilepas dari busurnya". Artinya orang tua mempunyai andil yang besar dalam mengarahkan dan membidik anak panah dari busurnya, sehingga dapat mengenai sasaran denga tepat dan jitu. Dengan kata lain, perilaku atau akhlak anak-anak kita sangat bergantung bagaimana bimbingan dan didikan orang tua dan lingkungannya.
Sebagai penutup, Anak-anak kita adalah masa depan atau "sejarah masa depan" kita sebagai orang tuanya. Oleh karenanya, mereka harus mendapatkan hak-hak hidupnya sebagai anak-anak. Biarkan mereka tumbuh dan berkembang dengan alamiah dan fitrahnya sebagai anak-anak yang cerdas secara intelektual, cerdas secara emosional dan cerdas secara spiritual.
Wallahu a'alam..
Di samping itu anak membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya, sebagaimana Tuhan telah menyayangi dan mencintai para HambaNya. Bahkan ada yang bilang: "Anak adalah harta yang mahal buat orang tuanya". Artinya anak merupakan future (masa depan) buat orang tua dan keluarganya.
Sehubungan dengan persoalan di atas, Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah pernah berkata: " Didiklah anak anakmu dengan ilmu yang sesuai dengan zamannya.Karrena mereka hidup bukan pada zaman kalian". Pernyataan Imam Ali di atas, mempunyai makna yang jauh ke depan (visioner), di mana orang tua dituntut untuk mendidik dan membimbing putra putrinya dengan ilmu pengetahuan dan berusaha keras untuk memperkenalkan Tuhan kepada anak-anaknya. Dengan demikian anak-anak kita akan tumbuh ddan berkembang menjadi anak yang paham akan makna dan tujuan hidupnya dan yang lebih penting adalah mereka mengenal Sang Penciptanya - yaitu Allah SWT. Alhasil, orang tua yang mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang akan berhak mendapatkan predikat sebagai orang tua yang baik. Dan akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Tuhannya di akhir hayatnya. Sebagaimana bunyi doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. yang berbunyi:" Ya Tuhanku...Ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan sayangilan mereka berdua sebagaimana mereka telah menyanyangiku di waktuku kecil".
Dari teks doa tersebut sangat terlihat bahwa orang tua yang akan mendapatkan kasih sayang dan ulurang tangan anak-anaknya di masa tuanya adalah mereka yang telah menginvestasikan kasih sayangnya untuk anak-anaknya di waktu mereka masih kecil. Itulah poin penting yang bisa kita petik dari substansi doa yang selalu kita pintakan buat kedua orang tua kita selama ini.
Doa yang yang sudah turun temurun ini, mengajarkan kepada kita bahwa betapa pentingnya memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang dalam kehidupan mereka, agar mereka tumbuh menjadi anak-anak yang tahu berbalas budi alias berakhlak mulian kepada orang tuanya atau lingkungan sekitarnya.
Sebliknya orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka dengan kekerasan atau dengan perilaku yang tidak baik atau kasar, maka anak-anak mereka pun akan tumbuh dan besar menjadi anak-anak yang memiliki perangai yang tidak baik pula. Di sini akan berlaku hukum causalitas - hukum sebab akibat. Meminjam ungkapan Kahlil Gibran: "Anak adalah ibarat anak panah yang dilepas dari busurnya". Artinya orang tua mempunyai andil yang besar dalam mengarahkan dan membidik anak panah dari busurnya, sehingga dapat mengenai sasaran denga tepat dan jitu. Dengan kata lain, perilaku atau akhlak anak-anak kita sangat bergantung bagaimana bimbingan dan didikan orang tua dan lingkungannya.
Sebagai penutup, Anak-anak kita adalah masa depan atau "sejarah masa depan" kita sebagai orang tuanya. Oleh karenanya, mereka harus mendapatkan hak-hak hidupnya sebagai anak-anak. Biarkan mereka tumbuh dan berkembang dengan alamiah dan fitrahnya sebagai anak-anak yang cerdas secara intelektual, cerdas secara emosional dan cerdas secara spiritual.
Wallahu a'alam..
No comments:
Post a Comment