Kamis, 28 November 2013 sekitar pukul 14.00 wib, ratusan mahasiswa memadati aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNMA Banten, mereka seksama mengikuti acara bedah buku Sekolah Rakyat. Acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia (HIMASABA) FKIP
UNMA Banten ini menghadirkan pembicara Ira D. Aini (penulis buku),
Munawar M. Ali (Ketua Umum Yayasan Sekolah Rakyat Bogor) dan Yeti Ursel
(Dosen FKIP UNMA Banten), serta moderator oleh Suaedi Kurdiatna (Wadek
III FKIP UNMA Banten).
Buku
Sekolah Rakyat ini seakan menjadi risalah anak-anak bangsa dalam
mewujudkan pendidikan gratis di negeri ini. Melalui fragmen catatan
perjalanan penulis Ira D. Aini memotret pejuang pendidikan di pelosok
kampung guna berjuang mengajak dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk anak-anak mereka kelak. Misal, sebutlah di antara nama para pejuang itu ada Pak Cecep dan Pak Soleh.
Pak
Cecep dan pak Soleh, adalah potret manusia yang memiliki komitmen yang
sangat tinggi terhadap kelanjutan generasinya. Betapa tidak, mereka
harus menempuh perjalanan yang sangat melelahkan tiap mendidik siswanya.
Belum lagi menghadapi penentangan dari masyarakat dan tokoh setempat
yang menganggap kegiatan mengadakan pendidikan umum diharamkan, karena
yang boleh berkembang hanya pendidikan agama seperti pesantren.
Seperti
dituturkan salah satu pembicara Munawar M. Ali bahwa sering kita
dengar, bahwa pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, namun yang mampu
mewujudkan kalimat ini adalah orang sederhana seperti pak Cecep dan pak
Soleh. Mereka memiliki dedikasi dan pengorbanan yang sangat tinggi
untuk merealisasi sepenggal kalimat yang tertuang dalam UUD 45 itu.
“Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa”. Kenyataannya masih jutaan
anak Indonesia yang berada di pelosok-pelosok negeri yang belum bisa
mengenyam bangku sekolah. Ini realitas yang harus dijawab bersama oleh
kita semua dengan cara berbuat sekecil apapun bentuknya untuk memberi akses kepada anak-anak negeri agar bisa tetap sekolah.
Peserta
yang hadir merespon positif diselenggarakannya acara bedah buku ini.
“Kegiatan semacam ini tentu dapat mencerdaskan mahasiswa, apalagi buku
ini terkait dengan problematika pendidikan di tanah air yang akan
bermanfaat bagi mahasiswa UNMA Banten, khususnya di FKIP,” ujar Arif.
“Buku
ini bagus karena menceritakan nilai pengorbanan dalam melahirkan
tunas-tunas baru yang mampu menjadi penerang kegelapan yang bernama
kebodohan,” ungkap Fauziah salah satu peserta.
Di
akhir acara, Munawar M. Ali selaku Ketua Umum Yayasan Sekolah Rakyat
mengajak peserta untuk peduli dan terlibat aktif memajukan pendidikan
dimulai dari lingkungan terdekat.
“Hemat
saya, semakin banyak orang yang peduli terhadap pendidikan anak-anak
pedalaman dan miskin ini, maka semakin besar juga peluang buat mereka
untuk mendapatkan akses pendidikan. Dan dengan cara ini pula
dunia pendidikan kita akan bisa terangkat dan maju. Kepedulian kita,
akan menjadi lilin yang bisa menerangi lingkungan anak-anak Indonesia
yang terabaikan nasib pendidikannya selama ini,” tutup Munawar. ***